Rujak Eskrim Sompok Semarang

Rujak eskrim, ada ada aja !

“Aneh dan lucu. Rujak kok es krim. Nih sebutan yang benar :  rujak uleg, rujak serut, rujak potong, rujak bebeg dan rujak cingur. Rujak eskrim No way”, ujar Lek Marto sembari bersungut sungut. “Sabar dulu Lek”, kataku  pada saat mengutarakan rencana saya ingin berjualan rujak eskrim kepada  Lek Marto, teman sekaligus tukang sanggah dan komentator saat duduk di angkringan.  Typical Lek Marto ini memang aneh. Pendidikan hanya SMP tetapi  kalau memberikan komentar dan ulasan terhadap usulan atau suatu peristiwa, orang lain sulit untuk mendapat giliran bahkan tidak mendapat kesempatan.  Hanya masalah rujak eskrim saja bisa menghabiskan satu bungkus  rokok Gambar tengkorak berasap plus kopi  CBA Moca 


“Rujak  dan eskrim itu beda Dul, ojo digabung. Rujak itu kesenangan orang tua, terutama para wanita sedangkan es krim lebih banyak disukai anak anak”, saran Lek Marto.  “Tapi Lek, ning Jogjakarta  sudah banyak lho penjual rujak eskrim. Aku sendiri pernah beli dan enak”,  ucapku.  Lek Marto belum pernah merasakan bagaimana rasanya serutan berbagai macam buah dengan sambel  pedesnya  menyatu di mulut bersama eskrim yang lembut.  Irisan nanas berbentuk dadu kecil  menambah sensasi   krenyes krenyes.  Jenis kuliner ini hampir seperti Narkoba, membikin kecanduan.  Semua permasalahan hilang  dari beban pikiran seakan akan adrenalin difokuskan untuk menikmati pedasnya  sambal rujak eskrim.
“Tumben hari Sabtu gini kamu tidak jemput anak sekolah Dul ?” tanya Lek Marto. “Dijemput  istri Lek,   sekalian beli kebutuhan sehari hari di Alfa Omega Maret April”, kataku.  Dalam waktu tidak terlalu lama kemudian terlihat istri dan anakku turun dari motor,  membawa beberapa bungkusan.  Dengan berlari lari kecil anakku menghampiri ku dan Lek Marto sambil menyodorkan  dua cup rujak eskrim.  “Kata ibu ini untuk bapak dan Lek Marto”, seru anak saya.  Aku buka cup itu dan dengan pelan pelan aku sendok dan kumakan.  Lek Marto dengan heran dan takjub mencicipinya.  “Makanan apa ini Dul kok enak. Ada pedesnya,  seger tenan  hampir seperti salad”, kata Lek Marto. “Itu adalah rujak eskrim yang dibeli oleh istri saya di Jl. Sompok Baru dekat SD Sompok Semarang”, jelasku.   Akhirnya  Lek Marto tidak bisa  berkata kata lagi mengenai rujak eskrim.  Mungkin dalam hatinya mengakui kalah tapi masih malu mengungkapkan dengan kata kata.  Sekian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manfaat Buah Segar Rujak Eskrim Sompok

Es Puter di Semarang Esputer Sompok

Rejeki Allah Yang Atur